Review Film Firestarter (2022)

 


    Assalamu alaikum, kali ini saya mau me-review film yang agak panas di bioskop, bukan film 18+, juga bukan film G30S PKI. Firestarter, yap film ini juga masuk dalam genre horor-thriller, buat yang belum tau film ini adaptasi dari novel Stephen King, pernah juga di bikin film di tahun 1984, jadi ini merupakan reboot dari film sebelumnya, oh iya sebelum kalian membaca labih jauh, mungkin akan ada sedikit spoiler, soalnya gak enak juga review tapi gak maksimal, seperti ajak anak orang pacaran, tapi tidak di nikahi, gak asik.

Trailer


Sinopsis

    Setelah ikut dalam percobaan rahasia yang di lakukan pemerintah, Andy dan Vicky kemudian melarikan diri, dan memutuskan untuk hidup bersama. Bertahun-tahun berlalu, mereka akhirnya memiliki seorang putri, yang ternyata memiliki kekuatan psikis yang mengerikan.

    Meskipun mereka berusaha untuk hidup dalam persembunyian dan pelarian, pada akhirnya rahasia mereka terungkap, dan orang-orang tertentu yang bekerja dengan pemerintah akhirnya menemukan dan mencoba menangkap mereka,


Review

    Film di bintangi oleh Zac Efron, dan baru kali ini saya melihat dia berperan serius tanpa komedi. Awalnya saya kira film ini akan mindblowing, dan membuat kita terkejut dari beberapa adegan dalam film, apalagi ini berdasarkan novel karya si Stephen King "King of Horror", tapi sayang sekali, ibarat ber-ekspektasi tinggi kepada pacarmu yang sudah lama kau perjuangkan untuk bersama di pelaminan, namun pada akhirnya dia lebih memilih orang lain yang baru di temuinya, sadis, film ini agak nanggung.

    Dari awal film konflik atau masalah sudah di munculkan, tanpa basa basi, terasa terburu-buru tanpa sedikit pengenalan karakter terhadap Andy dan Vicky yang akhirnya membuat plot hole. Setelah itu kita akan di fokuskan ke karakter anaknya, Charlie, tentang bagaimana dia menjalani hidupnya, dan bagaimana perasaan terhadap kekuatan yang dimilikinya. Untuk para pemeran kalau menurut saya sepertinya gak ada masalah, semuanya berperan dengan baik, hanya saja alur ceritanya yang dibuat terburu-buru, melompat-lompat, entah karena scriptnya yang di pangkas, atau mengurangi durasi film, membuat film ini jadi terkesan biasa saja, hampa, nothing special.

    Chemistry antara karakter juga gak ada, hahaha saya sempat sedikit bingung dan tertawa, yaa masa ibunya mati, bapak sama anak gak sedih, gitu aja, seperti kehilangan layangan putus, atau kah mungkin si bapak ini Andy punya simpanan wanita lain, layangan lain, entah, hanya sutradara, produser, dan yang punya layangan yang tau.

    Untuk bagian horornya, sedikit ada jumpscare, adegan gore juga ada, meskipun agak nanggung, sebagai pelengkap, tapi saya puas, ending dari film juga menurut saya lumayan, meskipun sebenarnya masih bisa di bikin lebih wow.



    Banyak yang agak kecewa dengan film ini, bahkan banyak kritikus film yang menganggap film ini mengecewakan di banding film yang versi 1984, saya belum pernah nonton yang versi 1984 tapi yaa kalau menurut saya semua juga tergantung selera. ini juga cocok sih kalau mau di nonton bareng keluarga di bioskop.


Penilaian pribadi: 5.5


Jika ada saran, masukan, atau bahkan pertanyaan mengenai blog ini, mengenai film yang ingin di review, silahkan komentar di bawah ini. Terima kasih sudah berkunjung, jangan bosan-bosan.

Wassalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Sadness (2021)

Review Film Ambulance (2022)

Review Film Pengabdi Setan 2 Communion (2022)